Minggu, 14 Oktober 2018

Surat Terbuka untuk Para Wanita : Pentingnya Pendidikan Prenatal

Pepatah berkata, "Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya". Karena itu, keberhasilan dalam mendidik anak sebenarnya ada ditangan ibu sebagai salah satu faktor utama. Mungkin sudah banyak kita ketahui bahwa di masa modern ini mindset tentang pendidikan anak bukan hanya pendidikan Pascanatal saja. Tetapi juga pendidikan prenatal. Pendidikan prenatal adalah usaha mendidik anak sejak dalam kandungan.
Namun bagi saya, pendidikan prenatal dapat dimaknai lebih luas lagi. Bagi saya pendidikan prenatal bukan saja pendidikan yang dilakukan "sejak dalam kandungan" akan tetapi "sejak sebelum mengandung". Rentang waktu sebelum mengandung ini bisa diluaskan lagi, bukan hanya ketika menjadi pengantin baru dan belum hamil tetapi juga masa sebelum itu, yaitu masa lajang (perawan). Karena itu, persiapkanlah diri kalian (para wanita) sebelum melepas masa lajang. Masa muda adalah masa persiapan yang menentukan. Membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas adalah cara yang terbaik
Tidak perlu terburu - buru melepas masa lajang. Tidak perlu juga takut "tertinggal kereta". Menikah bukanlah tentang umur tetapi tentang kematangan dan kematangan tidak selamanya berbanding lurus dengan pertambahan usia. Sejatinya, kematangan itu adalah tentang pemikiran. Seberapa jauh tingkat kematangan kita, kita sendiri yang mengetahuinya.
Karena itu bekali diri dengan ilmu pengetahuan terlebih dahulu. Jika tak bisa menjajaki bangku perkuliahan, kita bisa kan memperbanyak baca buku? Tentunya kita harus bisa 'menyaring' buku apa yang 'baik' untuk dibaca. Membaca buku juga bisa menjadi cara untuk membangun alam bawah sadar kita tentang persepsi. Bukankah penelitian menunjukkan bahwa seorang ibulah yang mewariskan gen kecerdasan pada diri anak? Jadi, marilah kita para wanita mempersiapkan diri untuk melahirkan anak - anak bangsa yang cerdas.
Ayo kita para wanita, lakukan hal yang baik dan bermanfaat selama masa kehamilan. Selalu berada pada kondisi psikologis yang menyenangkan, karena hal tersebut bisa mempengaruhi alam bawah sadar sang janin.
Mengadopsi dari kebiasaan Ibu - Ibu bangsa Yahudi yang mulai suka mengerjakan soal - soal Matematika saat hamil. Untuk apa? untuk melatih otak mereka. Bagaimana bisa? sebab kebiasaan yang dilakukan oleh seorang ibu akan masuk dalam alam bawah sadar sang janin. Alam bawah sadar ini yang akan ikut berperan dalam perkembangan anak setelah lahir nanti. Alam bawah sadar ini adalah salah satu faktor penentu karakter anak. Alam bawah sadar ini juga bisa dimunculkan dalam alam sadar ketika ada rangsangan tertentu. Maka dari itu, akan lebih mudah menjadi seorang khafidz (penghafal al - Qur'an) bagi seorang anak dari ibu yang penghafal al - Qur'an pula. Sebab, sejatinya lantunan ayat al - Qur'an telah masuk dalam alam bawah sadar si janin. Karena itu ketika dewasa, dia hanya perlu sedikit rangsangan untuk memunculkannya.
Wahai para wanita, ingin kau jadikan apakah anakmu kelak? Lakukanlah hal yang mengarahkan tujuanmu mulai dari sekarang. Kecerdasan anak tak jauh dari ibunya. Karakter anak tak jauh dari ibunya. Karena itu mulailah dari sekarang perbaiki diri, asah kemampuan otakmu dan hiasi perilakumu dengan sikap yang baik. Jika sudah menjadi kebiasaan maka akan terbentuklah karakter yang baik.
Demikian surat dari saya, seorang wanita biasa yang hanya ingin membagikan pemikiran dan ide kepada kalian semua. Semoga jika ada manfaat dalam surat saya ini bisa kita ambil bersama, namun jika ada kekurangan mohon dimaafkan karena saya hanya manusia biasa. Terimakasih telah membaca surat terbuka saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar