Senin, 29 Oktober 2018

(SHARING) SIAPA???


Alkisah, hiduplah seorang gadis dalam didikan kesederhanaan
Ia tumbuh menjadi gadis yang kuat, semasa kecil ia banyak bergaul dengan laki-laki
Hal itu membuatnya tumbuh menjadi gadis tomboy
Pertemanannya terjalin dengan cukup kuat, setiap hari sepulang sekolah ia selalu menghabiskan waktu bermain-main bersama temannya. Ia sudah terbiasa tidak bersama keluarganya disaat matahari mulai terlihat. Mungkin baginya, menghabiskan waktu bersama teman adalah hidup
Namun, ketika masa mengharuskan ia meninggalkan teman-temannya dan masuk dalam lingkungan baru, ia seperti kehilangan keceriaannya.
Hidup dilingkungan baru terasa sulit baginya. Ia tidak lagi punya teman bermain sepulang sekolah.
Namun nalurinya sebagai anak tak dapat dibohongi, ia ingin bermain.
Keluar, dan mencoba berbaur dengan teman didunia barunya. Namun hasilnya ia justru diabaikan. Ia tidak diterima dilingkungan barunya.
Penolakan adalah hal yang selalu membuat manusia sedih, tak peduli ia anak kecil atau bukan setiap manusia punya perasaan, termasuk anak kecil. Sontak saja hal itu membuatnya murung.
Tak pernah lagi ia mencoba berbaur dengan dunia barunya. Namun, lagi-lagi kodrah alamiah anak. Ia ingin bermain. Berlari, mencoba kembali kepada teman-teman lamanya.
Namun keinginannya tak bisa tercapai, ia kesulitan menemui temannya. Seolah-olah teman lamanya menghindar. Sedih, ia benar-benar sedih. Ia kembali dengan kekecewaan yang lebih.
Semenjak itu ia tak pernah lagi pergi untuk bermain. Ia hanya menyendiri dirumah. Semenjak itu pula senyum keceriaan mulai berkurang diwajah manisnya.
Semenjak itu pula kebiasaan memanjat pohon yang sampai membuat celananya sobek sudah tidak pernah dilakukan. Kebiasaan berlari kejar-kejaran yang sering membuat tubuhnya dipenuhi luka karena jatuh, tidak pernah ada lagi.
Kini ia lebih suka bermain dengan boneka cantiknya. Bermain dengan alat masak mainannya, bermain dengan rumah khayalannya. Menghias diri menjadi pengantin khayalan. Kekuatan berubah menjadi kelembutan.
Keadaan menumbuhkannya menjadi gadis introvert. Tertutup, pendiam dan raut tanpa ekspresi. Semenjak kekecewaan itu ia selalu takut dengan dunia baru. Ia benci dunia baru. Bagaimana menyakitnya keadaan, ia lebih suka kehidupan lamanya.
Bagaimana pun bentuknya ia selalu benci yang namanya perpisahan. Ia takut perpisahan akan merebut orang – orang yang disayang, seperti dulu. Ia takut perpisahan justru akan mengecewakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar