Sabtu, 15 Agustus 2020

Bapakku, Laki-laki yang Berkorban

 Assalamualaikum, barang kali ada yang membaca blog saya..

sedikit menceritakan pengalaman saya, barang kali kita senasib.

Terlebih dahulu perkenalkan, saya ada putri tunggal dari bapak dan ibu saya. Sebagai putri tunggal tentunya saja hidup saya enak, keperluan saya serba tercukupi. Meski bukan orang kaya, tetapi penghasilan bapak saya terhitung cukup untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan-keinginan kecil yang terbesit dalam benak keluarga.

Hidup saya selama 19 tahun terhitung cukup aman, saya tidak pernah mengalami kesulitan yang berarti. Satu-satu masalah yang saya hadapi adalah masalah dalam pendidikan. Itu pun paling banter adalah tugas yang sulit, atau bertemu dosen yang banyak keinginannya. Lagi-lagi itu hanya masalah pendidikan. Tapi sejauh itu saya bisa melewatinya karena saya termasuk pelajar yang berprestasi.

Lalu kejadian menimpa keluarga kami, yang mengubah hampir 100% hidupku. Saat itu saya semester 5. Bapak saya menjalani operasi Hernia. Karena memang bapak sudah lama disarankan untuk operasi hernia sejak lama, namun baru terealisasikan saat itu. Bapak adalah tulang punggung keluarga. Dia sangat workaholic. Bahkan jika sedang banyak job, dia bisa bekerja dari selepas sholat shubuh dan selesai selepas isya'. Sering kali bapak melewatkan sarapannya karena mengejar deadline pekerjaan.

Kala itu, pertama kalinya bapak berurusan dengan rumah sakit. Sebelumnya bapak adalah orang tidak ingin bertemu dokter. Jika dia sakit, dia sama sekali tidak mau pergi dokter. Paling dia hanya minta dibelikan obat diwarung. Namun hari itu, dia harus bertemu dokter. Sekalinya bertemu dokter, dia harus operasi. Terbayang pasti bagaimana rasa khawatir dan paniknya bapak.

Bapak operasi sekitar jam 10an. Ibu menunggui bapak selama operasi (di ruang tunggu). Hari itu sebenarnya saya tidak ingin berangkat kuliah, tetapi Ibu menyuruhku untuk berangkat kuliah dan selesai kuliah baru saya menjenguk bapak di rumah sakit. Karena saya khawatir dengan Bapak, saat jeda kuliah sebelum saya memasuki mata kuliah selanjutnya, saya sempatkan diri ke rumah sakit. Di situ saya melihat ibu duduk sendiri di ruang tunggu. Tersirat wajah khawatir dan bingung dalam diri Ibu. Saya mendekatinya dengan perasaan khawatir juga. Langkah saya agak gontai karena ketakutan menjalar diseluruh tubuh. Bagaimana hasilnya? Apakah operasi bapak lancar? Kenapa raut wajah ibu seperti itu?


Sampai di sini dulu kawan...

Semoga saya segera bisa melanjutkan ceritanya...

Jumat, 13 Maret 2020

Menulis hibernasi itu, rumit!

Setelah membaca artikel hibernasi di mojok.co yang berjudul, "Squidward: Tokoh Paling Manusiawi di Bikini Bottom", munculah inspirasi untuk menulis postingan ini.
Jangan dikira menulis hibernasi macam gini mudah, gaes. Sederhana memang, nggak ilmiah juga, hanya sekedar opini yang subyektif.
Menulis hibernasi itu sulit gaes. Butuh ketajaman pengamatan dari penulis. Idenya sederhana namun tema-tema tersebut belum pernah "terjamah" manusia. Dalam sekali baca, judul itu bisa memberikan "knock out" untuk para pembaca sehingga mereka akan membatin, "Bener juga ya. kok gua gak kepikiran sampe ke sono sih?".
Bagi yang gak terbiasa menulis hibernasi pasti akan kesulitan dalam merangkai judul yang "berjiwa" semacam ini. Pasti yang akan muncul adalah judul-judul yang kaku, yang ketika membaca judul tersebut akan menimbulkan kesan "membosankan" dan "kuno".
Lebih lanjut, karena ini pembahasan opini sederhana bukan riset ilmiah tentu butuh keahlian menulis tingkat tinggi dari si penulis terutama dalam menggiring opini pembaca untuk sependapat dengan tulisannya. Tak sampai di situ, kemampuan penulis untuk tetap "menahan" pembaca agar melanjutkan bacaannya sampai akhir. Hal itu perlu diacungi jempol. Ini opini bukan riset ilmiah yang mempunyai daya tarik bagi orang yang gila ilmu. Ini opini bukan fiksi yang membangun khayalan pembaca dengan deskripsi, yang dengan ceritanya secara alamiah bisa "menahan" pembaca untuk setia.
Jadi saya harus "membungkuk" kan badan kepada orang-orang yang bagus dalam menulis hibernasi, karena sampai sekarang saya belum bisa menulis hibernasi -.- (salam)

Sabtu, 30 November 2019

Jika Ada Yang Mengganjal, Komunikasikan

Kedalaman pikiran seseorang siapa yang tahu. Betul tidak? Jika kau ingin dimengerti setiap kemauanmu, lalu kenapa hanya diam? Memangnya orang lain itu malaikat? Mereka bisa tahu apa saja yang kau pikirkan tanpa harus bertanya terlebih dahulu. Kalau ada yang mengganjal ya komunikasikan.
Jika kamu merasa "tak enak hati" takut menyakiti, lalu apa bedanya hubunganmu dengan sekedar rekan sejawat semata?
Tapi susahnya aku selalu merasa kesal setelah kau mengungkapkannya.
Oh ternyata seperti itu pemikiranmu?
Tak ku sangka seperti itu.
Aku yang tidak sportif sendiri, aku merasa kesal dengan keterbukaan.
Katanya ketika tidak sesuai ekspektasi, kembalikan lagi bahwa hubungan kita adalah proses belajar. Belajar untuk memahami, belajar untuk mengerti.
Tapi sulit bagiku untuk belajar, keegoanku sangat besar.
Memang pengalaman baru bagiku, aku yang selalu nyaman dengan kesendirian.
selalu tak peduli dengan pandangan orang. Sekarang harus dirumitkan dengan sebuah hubungan.
Harus lebih berhati-hati dalam bertindak,
harus lebih menerima dengan segala perbedaan.
Ah..hidup memanglah proses belajar.

Selasa, 25 Juni 2019

Menghargai Diri Sendiri Itu Penting

Saling menghargai adalah kunci penting dalam hubungan sosial. Tanpa ini, sebuah hubungan sosial akan berjalan tak seimbang.

Sejak kecil kita selalu diajarkan bagaimana caranya menghargai orang lain. Namun kita lupa, bahwa ada hal yang lebih penting dari itu. Apa? yaitu menghargai diri sendiri.
Ketika kita disibukkan dengan cara memperlakukan orang lain dengan baik namun sangat miris rasanya, ternyata kita lupa memperlakukan diri sendiri dengan baik.
Lalu, bagaimana caranya?
Beberapa hal yang mungkin bisa menjadi tips:
1. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain
Membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain adalah sebuah perbandingan yang tidak seimbang. Bagaimana bisa kau membandingkan pencapaian orang dengan pencapaianmu sementara kalian memiliki latar belakang yang berbeda, memiliki kecenderungan yang berbeda, memiliki bakat yang berbeda, dan memiliki cara berpikir yang berbeda.
Jika kau ingin mengevaluasi hasil pencapaianmu maka yang perlu kau lakukan adalah membandingkan dirimu di masa lalu dengan masa sekarang.
Sudah seberapa jauh kau melangkah, sudah berapa banyak pencapaian yang kau dapatkan. Jangan sampai tidak ada perbedaan sama sekali. Itu artinya kau diam di tempat. Tidak berkembang.
2. Berpikir Positif Terhadap Kemampuan Diri
Pikiran adalah pusat kendali aktivitas manusia. Jika energi yang dikeluarkan oleh pikiran itu positif maka aktivitas yang dihasilkan pun akan positif.
Ketika kau mencoba sesuatu hal baru, jangan patahkan semangatmu dengan meremehkan kemampuanmu. KAU BISA, DAN KAU HEBAT!
Belajarlah percaya pada kemampuanmu.
3. Berikan Penghargaan Atas Kerja Kerasmu
Jangan terlalu ambisius dan perfeksionis. Ketika kau selesai melakukan suatu pekerjaan, berilah waktu longgar untuk dirimu. Tak harus bermewah mewahan, cukup biarkan dirimu menikmati waktu senggang dengan santai. Mengobrol bersama keluarga misalnya, main games atau sekedar jalan-jalan. Hal ini bertujuan agar dirimu tidak penat dan merasa tertekan.

Demikianlah tips yang bisa kamu lakukan untuk menghargai diri sendiri. INGAT, menghargai diri sendiri itu sangat penting! Jangan kau terus menekan dirimu untuk mensukseskan ambisi dan obsesimu.

Selasa, 04 Juni 2019

Pesan Untuk Para Pembaca Setia

Halo...
Para Pembaca setia, yang mungkin juga semakin lama semakin lupa dengan blog saya.
Ini adalah penulis amatir yang sering menyapa kalian dengan tulisan yang tidak bermanfaat. Mohon maaf saya sempat vakum beberapa lamanya, sehingga bukan salah kalian kalau lama-lama kalian bosan dan meninggalkan blog saya.
Jujur saat ini saya ada pada masa di mana saya merasa kehilangan semangat menulis. Saya tidak tahu kenapa? Mungkin urusan dunia nyata sudah cukup menyita fokus saya sehingga untuk menulispun tak ada waktu. Atau aku mulai bosan dengan menulis karena aku tak tahu apa yang harus aku tulis.
Jujur, memang aku kehilangan inspirasi. Tulisanku mulai hambar dan mulai gamang. Aku merasa tidak puas dengan tulisan-tulisanku akhir-akhir ini. Sehingga banyak tulisanku yang walaupun sudah dapat separuh jalan, akhirnya aku hapus.
Aku berusaha mencari inspirasi baru, namun aku belum menemukannya juga.
Jika kalian sempat mampir ke blog saya, dan ada tulisan yang kalian suka. Mohon berikan komentar di tulisan tersebut sebagai penyemangat saya. Karena jujur selama ini aku merasa tulisan-tulisanku tidak berguna.
Jika kalian juga sudah sering membaca tulisan saya, tolong berikan masukan untuk saya. Apa yang harus saya lakukan, atau kalian ingin aku menulis tentang apa? Mungkin dengan seperti ini aku akan mendapat pencerahan, dan setidaknya aku merasa tulisanku sedikit bermanfaat.
Untuk yang telah berkenan memberikan penyemangat dan idenya saya ucapkan terimakasih.
Kalian pasti tahu rasanya, bagi seorang penulis kehilangan passion menulisnya adalah sebuah kehampaan yang besar. Terimakasih untuk pembaca setia yang telah berkunjung. Semoga kita bertemu lagi pada tulisan-tulisan saya yang lebih berkualitas dan lebih bermanfaat.

Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir dan Batin

With love,
Essie_Cafe Serba

Senin, 13 Mei 2019

Padamu, GURU


Ketika waktu perlahan berjalan,
tanpa kusadari kita akan berada pada ujung perpisahan
Aku terusik akan kenangan silam,
di mana sebuah pertemuan yang tak pernah ku bayangkan
Aku menjadi bagian hidupmu, dan engkau menjadi bagian hidupku
Tak ku pahami keadaan kala itu,
Tapi engkau menggenggam lembut tanganku
Meyakinkanku untuk masuk dalam majelis ilmumu

Masa berjalan secara alamiahnya,
Aku mulai beranjak dewasa, mulai memahami tiap petuah yang kau sabda
Jika saja waktu bisa ku putar, aku tak akan membantahnya
Apa yang kau maksudkan adalah selalu demi kebaikan
Lalu, bagaimana cara menebus ini semua?
Terlalu banyak kesalahanku padamu,
Sementara terlalu banyak jasamu terhadapku
Lalu, masih pantaskah aku untuk sekedar mencium tanganmu?

Padamu, sang pahlawan tempatku menggantungkan harapan
Memupuk tiap semangat dan keyakinan akan kesuksesan masa depan
Padamu, yang peluhnya tak sempat ku usap
Padahal pengorbananmu untukku selalu tanpa harap
Jika kata “terima kasih” sanggup membalaskan
Akan ku ucap dalam ribuan pengulangan

Terimakasih, terimakasih, terimakasih
Terimakasih untuk semua ketulusan yang kau berikan
Terimakasih untuk sinar yang menerangi jalan yang kau pancarkan
Terimakasih untuk langkah yang kau sandingkan
Terimakasih untuk semua yang kau berikan
GURU
Pekalongan, 27 April 2019

Sabtu, 20 April 2019

Berbagi dan Berbahagialah

Source pic: sbachry2002.blogspot.com

Sahabat, pernahkah kalian merasa menyesal saat kalian tidak bisa menolong orang lain?
Pernahkah kalian merasa, kalian begitu egois karena mengabaikan permintaan tolong dari orang lain?
Kalian sebenarnya ingin menolong, namun kalian merasa sedang tidak berada dikondisi yang tepat untuk menolong karena kalian pun sedang membutuhkan. Lalu, kalian menyalahkan mereka yang datang meminta pertolongan. Mereka datang diwaktu yang tidak tepat. Coba saja jika mereka datang dilain waktu, akan berlainan ceritanya. Kalian pasti dengan tangan terbuka menerima kedatangan mereka dan menyanggupi permintaan tolongnya.
Begitukah? Coba kalian pikir lagi. Mereka tidak pernah tahu waktu datangnya musibah. Siapa yang mau mengundang musibah itu datang pada diri mereka sendiri. Semua tiba-tiba terjadi, lalu mereka merasa tidak mampu menghadapi sendiri akhirnya mereka datang kepadamu meminta pertolongan.
Setiap orang selalu mempunyai kesempatan untuk menolong orang lain, namun kebanyakan manusia sering lupa akan kesempatan itu. Mereka cenderung bersikap egois dengan hanya fokus pada diri mereka sendiri.
Uluran tangan sangat bermakna bagi mereka yang sedang membutuhkan. Kalian menjadi sangat berharga dimata mereka saat datang dengan membawa yang mereka harapkan.
Nabi Saw bersabda:
"Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya"
"Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang memberi, dan tangan di bawah adalah yang menerima"
 
Sejujurnya ketika kalian menolong seseorang, kalian sedang menjadi perantara Tuhan untuk mengabulkan do'a orang tersebut. Bayangkan, kalau begitu betapa mulianya kalian. Kalian adalah orang yang dipilih oleh Allah. Jadi, jangan menunggu seseorang menjemput pertolonganmu. Selagi sempat bagimu, kau bisa menolong kapan saja, di mana saja.
Sempat rasanya tersentak mendengar penuturan dari murid cantik saya.
Namanya Putri, dia gadis cilik nan imut dan ceria. Suatu ketika disela jam istirahat, dia mengajakku bercengkrama di teras depan kelas.
"Bu guru, bu guru hobinya apa?"
Seketika aku merespon pertanyaannya dengan jujur, berharap jawabanku ini bisa menginspirasi muridku itu untuk lebih giat belajar.
"Bu guru hobinya menulis, tetapi sebelum menulis bu guru banyak membaca buku-buku dulu". Jawabku dengan senyum bangga
Lalu dia merespon balik jawabanku
"Kalau aku hobinya menolong, kalau aku tidak bisa menolong itu rasanya sedih sekali" tuturnya penuh ekspresi
Sontak aku merasa tertampar. Aku malu akan penuturannya, aku malu akan diriku sendiri yang selama ini begitu menutup mata. Selama ini, kita para orang dewasa tidak menjadikan "menolong" sebagai prioritas. Kita cenderung menempatkan "menolong" sebagai pilihan saja. Kalau kita bisa, ya menolonglah. Namun kalau kita tidak sanggup, ya sudah. Tak perlu menjadi beban. Toh, itu bukan urusan kita. Itulah yang menjadi mindset kita selama ini. Niat hati ingin memberi inspirasi murid, justru saya yang terinspirasi dari murid tersebut.

Di era modern, "menolong" tak perlu menunggu kesempatan. Setiap waktu kamu bisa memberikan pertolongan jika kamu "memprioritaskan". Jika kita tak punya "kemudahan" untuk memberikan pertolongan, maka banyak wadah yang mampu menampung "pertolongan" anda.
Salah satunya DOMPET DHUAFA, dengan menyalurkan bantuan anda ke sana maka anda membantu mengentaskan kemiskinan dalam masyarakat. Dompet dhuafa menyediakan berbagai fitur pelayanan dalam menyumbangkan bantuan, di antaranya:
1. Kanal donasi online donasi.dompetdhuafa.org
2. Transfer bank
3. Counter
4. Care visit (meninjau langsung lokasi program)
5. Tanya jawab zakat
6. Edukasi Dakar
7. Laporan donasi
Kalian bisa memilih salah satu fitur layanan yang sesuai dengan kebutuhan anda. Jika anda orang sibuk, maka anda bisa memilih fitur yang pertama. Untuk info lebih lanjut, kalian bisa membuka situsnya di www.dompetdhuafa.org
Selamat Berbagi dan Berbahagialah Karena Berbagi!