Selasa, 30 Oktober 2018

(SHARING) Mereka yang Terhebat IBU


 Source pic : jogja.tribunnews.com
Ibu adalah satu dari orang yang kita jadikan pegangan hidup.
Ibu adalah sumber kekuatan bagi anaknya.
Dari berbagai peristiwa dan perbincangan, aku selalu kagum pada sosok IBU.
Setiap ibu adalah orang terbaik di dunia, setidaknya ia adalah yang terbaik bagi anaknya.
Ibuku, Ibu teman ku, Ibu guru, dan seluruh ibu-ibu di dunia adalah yang terbaik.

Segala perlakuan ibu pasti atas dasar “demi anak”.
Ibu mana yang tidak pernah berjuang untuk anaknya.
Mereka semua berjuang, demi anak – anaknya.
Berjuang jadi ibu rumah tangga yang baik, atau berjuang untuk bekerja demi masa depan anaknya.
Sejujurnya, setiap Ibu dari lubuk hatinya terdalam pasti bermimpi untuk menjadi “ibu rumah tangga”, yang selalu bisa dekat dengan anaknya.
Jika mereka bisa memilih, opsi tersebut adalah pilihan utama.
Sayangnya, terkadang keadaan memaksa mereka untuk bekerja dan terpisah dengan anaknya. Sakit pasti, ketika keadaan mengharuskannya mengubur impian mulia itu.
Tapi tak ada pilihan lain. Ia memilih terluka, demi kebahagiaan anaknya.

Pada suatu kesempatan, aku pernah bertemu dengan sosok ibu yang hebat.
Ibu itu rela bekerja keras demi kehidupan bahagia anaknya.
Ibu itu tak pernah mengenyam pendidikan sekolah, jadi yang ia tahu ia hanya ingin mencari uang banyak dan membuat anaknya sekolah setinggi mungkin.
Ibu itu rela menyeberangi samudera dan lautan hanya demi kebahagiaan anaknya.
Tapi apakah kau tahu bahwa ada hal berharga yang harus dibayarnya, ia harus rela berpisah dengan anaknya.
Sakit pasti, menahan rindu yang memuncak dan tak bisa bertemu anaknya selama bertahun-tahun.
Namun ia tak pernah menampakkan guratan itu dalam wajahnya yang tercermin hanyalah "aku bangga padamu nak, akan aku lakukan semuanya untuk mu".

Suatu kali pula, aku pernah bertemu dengan seorang ibu.
Dari sinar wajahnya yang mulai redup aku menebak kepribadiannya agak judes dan tak peduli.
Namun kesan pertama itu salah, dia sama sekali bukan orang yang judes dan tak peduli.
Dia justru orang yang sangat bijaksana dan pembimbing yang sabar.
Aku membaca ada banyak kelembutan dibalik sikapnya yang tegas.
Dia sosok ibu yang benar-benar ibu. Tak kalah dengan sosok ibu yang pertama.
Lama. . . sampai aku tahu bahwa ternyata dia mengalami banyak kesulitan, kehilangan cinta dan ujian besar dari sang Maha kuasa.
Mungkin itulah yang membuat sinar kebahagiaan wajahnya redup.
Tapi yang membuatku kagum, bahwa ia tak pernah menampakkan kerapuhannya.
Ia justru mencerminkan betapa ia adalah sosok wanita yang kuat dan sangat tabah.

Tiap ibu, punya kisah yang menjadikannya sebagai sosok yang kuat dan pantas dikagumi dan sejauh ini aku selalu dikelilingi dengan sosok – sosok ibu yang hebat. Dengan cerita perjuangan mereka masing – masing untuk anaknya yang menjadikan mereka sebagai sosok yang hebat.
Suatu saat aku juga akan menduduki posisi mulia itu.
Semoga aku bisa menjadi ibu yang baik, bagi anak-anakku dan anak-anak yang aku kasihi sebagai anak.

Senin, 29 Oktober 2018

(SHARING) SIAPA???


Alkisah, hiduplah seorang gadis dalam didikan kesederhanaan
Ia tumbuh menjadi gadis yang kuat, semasa kecil ia banyak bergaul dengan laki-laki
Hal itu membuatnya tumbuh menjadi gadis tomboy
Pertemanannya terjalin dengan cukup kuat, setiap hari sepulang sekolah ia selalu menghabiskan waktu bermain-main bersama temannya. Ia sudah terbiasa tidak bersama keluarganya disaat matahari mulai terlihat. Mungkin baginya, menghabiskan waktu bersama teman adalah hidup
Namun, ketika masa mengharuskan ia meninggalkan teman-temannya dan masuk dalam lingkungan baru, ia seperti kehilangan keceriaannya.
Hidup dilingkungan baru terasa sulit baginya. Ia tidak lagi punya teman bermain sepulang sekolah.
Namun nalurinya sebagai anak tak dapat dibohongi, ia ingin bermain.
Keluar, dan mencoba berbaur dengan teman didunia barunya. Namun hasilnya ia justru diabaikan. Ia tidak diterima dilingkungan barunya.
Penolakan adalah hal yang selalu membuat manusia sedih, tak peduli ia anak kecil atau bukan setiap manusia punya perasaan, termasuk anak kecil. Sontak saja hal itu membuatnya murung.
Tak pernah lagi ia mencoba berbaur dengan dunia barunya. Namun, lagi-lagi kodrah alamiah anak. Ia ingin bermain. Berlari, mencoba kembali kepada teman-teman lamanya.
Namun keinginannya tak bisa tercapai, ia kesulitan menemui temannya. Seolah-olah teman lamanya menghindar. Sedih, ia benar-benar sedih. Ia kembali dengan kekecewaan yang lebih.
Semenjak itu ia tak pernah lagi pergi untuk bermain. Ia hanya menyendiri dirumah. Semenjak itu pula senyum keceriaan mulai berkurang diwajah manisnya.
Semenjak itu pula kebiasaan memanjat pohon yang sampai membuat celananya sobek sudah tidak pernah dilakukan. Kebiasaan berlari kejar-kejaran yang sering membuat tubuhnya dipenuhi luka karena jatuh, tidak pernah ada lagi.
Kini ia lebih suka bermain dengan boneka cantiknya. Bermain dengan alat masak mainannya, bermain dengan rumah khayalannya. Menghias diri menjadi pengantin khayalan. Kekuatan berubah menjadi kelembutan.
Keadaan menumbuhkannya menjadi gadis introvert. Tertutup, pendiam dan raut tanpa ekspresi. Semenjak kekecewaan itu ia selalu takut dengan dunia baru. Ia benci dunia baru. Bagaimana menyakitnya keadaan, ia lebih suka kehidupan lamanya.
Bagaimana pun bentuknya ia selalu benci yang namanya perpisahan. Ia takut perpisahan akan merebut orang – orang yang disayang, seperti dulu. Ia takut perpisahan justru akan mengecewakan.

Kamis, 25 Oktober 2018

(PUISI) Tabir Kehidupan


Inilah kehidupan
Sesuatu terjadi pada hal-hal yang sulit dipercayai oleh akal..
Tapi jangan pernah menyalahkan akal karena sulit memahaminya
Lantaran takdir tak selalu sesuai logika akal..
Takdir terjadi karena irodah dari Sang Maha Kuasa
Tak berarti kita juga menyalahkan Sang Maha Kuasa, sebab inilah Qudrah-Nya
Tak perlu kita bersusah payah memikirkan apa yang akan terjadi pada kita
Cukup kita berpasrah pada takdir-Nya, dan berusaha agar takdir-Nya berpihak pada kita
Tak perlu takut, sebab memang tak ada yang perlu ditakutkan kecuali Dia
Dia tahu kapan harus menggunakan qudrah dan iradah-Nya
Untuk kita..demi kita..Dia mengatur yang terbaik
Maka hanya tinggal menunggu waktu saja
Disaat itu, bungamu akan mekar..
Dan wanginya akan mengalahkan wangi bunga lain,
hingga membuat mereka iri
Disaat itu, kau tidak boleh lupa diri
Sebab pencapaianmu hanyalah titipan ilahi,
Mungkin..akan diambil kembali
Maka tetaplah bersimpuh dengan penuh kerendahan hati pada jalan yang diridhoi
Begitulah caranya..hidup pada dunia yang tak abadi
Tak bermaksud menggurui..
Puisi ini hanya sebatas curahan hati..

KEDAHSYATAN MINAT


Minat..
Sesuatu yang mungkin mendorong Anda pada posisi yang Anda capai sekarang. Minat pula yang mungkin membuat Anda menolak berbagai kesempatan yang datang pada anda. Minat sulit diukur. karena sesungguhnya minat adalah hal yang abstrak. Minat termasuk faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku manusia.
Minat..
Besar sekali pengaruhnya pada hidup kita. Bayangkan dengan minat yang besar Anda bisa melewati hambatan yang datang sehingga bisa memperoleh kesuksesan. Anda bisa mematahkan perkataan orang tentang sebuah ketidak mungkinan. Membuat orang menarik kembali tentang ejekannya terhadap kegilaan Anda. Meskipun seribu kali orang mengatakan tidak mungkin kepadamu, tapi karena minat kau mengatakan, “aku bisa melakukannya”.
Minat..
Dengannya Anda bisa mengingat berbagai informasi yang berhubungan dengan minat itu hanya dengan sekali baca. Ini berbeda dengan Anda membaca berbagai literatur yang tidak sesuai dengan minat Anda. Bahkan satu paragraf pun, Anda mungkin tak bisa mengingatnya lagi.
Minat..
Kadang membuat Anda terfokus pada satu hal. Karena itulah mungkin yang membuat Anda selalu berhasil pada bidang yang Anda minati. Minat membuat informasi tentang minat itu bisa cepat Anda tangkap. Seolah-olah informasi itu selalu datang pada Anda dengan sendirinya. Padahal mungkin saja tidak. Tapi percaya tidak percaya itulah kedahsyatan minat.
Minat..
Meskipun informasi tentangnya sudah tak lagi Anda kaji, tapi dia akan muncul lagi dalam memori jika ada stimulus. Berbeda dengan hafalan Anda yang mesti harus diulang - ulang agar tetap ingat. Kalau anda tidak menyentuhnya, maka hilanglah hafalan Anda. maka lakukanlah sesuatu dengan minat, percayalah Anda akan sukses. Amin!

Antara MIMPI dan DEPRESI



Source pic : hellosehat.com


Kenapa judul postingannya horor banget? Entahlah, mungkin karena saat ini saya sedang galau. Tapi bukan galau karena cinta ya. Itu bukan saya banget (padahal udah sering...). Melainkan galau karena kebanyakan mimpi *pen: cita-cita. Saya (selanjutnya akan menggunakan kata “aku”, biar lebih akrab) tipe orang dengan khayalan tingkat tinggi. Karena Pak guru bilang, “bermimpilah setinggi langit”. Akhirnya akupun mematuhinya, sampai akhirnya mimpi itu susah terwujud karena saking tingginya. Maka jadilah khayalan tingkat tinggiku belaka.
Dulu sewaktu masih kecil (lupa tahun berapa saya pernah kecil), saya tidak pernah takut untuk bermimpi. Pernah saya ingin menjadi pemain film bollywood, ingin menjadi atlet bulutangkis, ingin menjadi dokter, ingin menjadi penulis, sampai yang terakhir ingin menjadi anggota girlgrup Korea (Impian yang terakhir ini, asli aku nggak ngaca banget..hehe). Dari semua itu tak ada satupun yang kesampaian. Miris. Aku merasa, “Idup gue gini amat yak..?”
Karena itu aku putuskan untuk tidak bermimpi terlalu tinggi cukup punya pekerjaan tetap dengan gaji yang cukup. Paling tidak cukup buat makan, cukup buat ngasih uang bulanan orang tua, cukup buat perawatan kulit, dan cukup buat belanja, satu lagi cukup buat ngasih sedekah ke orang-orang yang membutuhkan. Kemudian dapat suami yang cukup enak dipandang, cukup punya uang buat membiayain S2 (aku sudah berubah pemikiran, aku mau S2 dengan biaya sendiri), cukup alim buat jadi imamku dan orang-orang sekitar. Itu aja sih, sederhanakan? hahaha *ditampol binaragawan. Intinya, ketika sudah dewasa saya mulai realistis untuk bermimpi. Tidak lagi mimpi setinggi langit, cukup mimpi yang kira-kira bisa dicapai. Kenapa ya kok terjadi penurunan grafik dalam bermimpi? Mungkin karena saat dewasa tidur kita mulai berkurang *fix gak nyambung.
Yang kedua (yang pertama aja perasaan belom), para motivator bilang tulislah list mimpimu dikertas dan kemudian coretlah satu persatu tiap kamu berhasil meraihnya. Maka aku turuti petuah bijaksana itu. Selain tipe orang dengan khayalan tingkat tinggi, aku juga tipe orang dengan banyak khayalan. Alhasil, list mimpi yang aku buat menjadi banyak sekali, bahkan mimpi (*pen : harapan) untuk satu jam ke depan pun saya tulis..hehe. Maka  ku simpan kertas itu dibuku harian. Ini juga memberi efek buat menulis list barang yang aku inginkan, alhasil aku menulis semua barang yang ingin aku beli dan hasilnya sangat panjang sekali (konsumtif).
Buku harian itu sering saya lihat setiap hari dan otomatis list-list yang saya buat itu juga saya lihat setiap hari, dan setiap hari pula saya melihat list-list itu belum tercoret-coret satu pun..*sedih. Akupun sabar menunggu sampai tiba waktunya untuk mencoretnya satu per satu, namun waktu yang saya tunggu tak kunjung datang. Sayapun frustasi. Dengan dramatisnya saya bertanya pada diri sendiri, “kapan? kapan? kapan?” *dengan bunyi yang menggema. Akhirnya saya malas untuk melihat list-list itu lagi, dan saya pun memilih untuk membiarkan mimpi-mimpi saya. Namun, disaat hati sedang dalam tekanan tersebut (karena mimpi yang tak kunjung terwujud) saya lebih mendekatkan diri pada Allah SWT *cie-cie, dan setiap terbesit dalam hati saya sebuah harapan, maka saya langsung menengadahkan tangan saya dan meminta pada-Nya yang Maha Kuasa. Kadang do'a saya berganti-ganti tiap waktu, sesuai keinginan hati pada saat itu. Namun tanpa saya sadari, dengan sendirinya harapan-harapan saya terkabul. Rasa depresi saya menjadi berkurang. Maka saya mulai memberanikan diri melihat list-list saya yang dulu, dan ketika saya melihat tak terasa banyak mimpi yang sudah tercapai, maka inilah waktunya saya untuk mencoretnya. Ye, berhasil berhasil berhasil #dora_style.
Kesimpulannya, kalau kita punya mimpi, usahakan mimpi kita harus realitis dengan kemampuan. Kenapa? agar kita tak terjatuh saat mengejar mimpi. Sah-sah saja kalau kita mau bermimpi setinggi langit, tapi jika kemampuanmu kurang maka kamu harus berusaha ribuan kali lebih banyak dari orang biasa. "Tidak ada orang luar biasa dengan usaha yang biasa". Bukan saja usaha fisik tetapi juga usaha batin seperti mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa. Wali Dosen saya bilang, mahasiswa itu tidur maksimal 5 jam, 19 jam sisanya digunakan untuk belajar dan juga tirakat (usaha batin dengan mendekatkan diri pada Allah SWT, agar diberi kemudahan dalam hidup). Yups, mungkin kenapa saya tidak bisa mencapai cita-cita setinggi langit itu karena saya minim dalam berusaha. Saya tipe orang yang bisa dikatakan punya kemampuan diatas rata-rata teman saya (*maaf bukan sombong, ini realita), tapi saya malas berusaha..hehe 
yang kedua, (*lagi-lagi, mana yang pertama?) kalian harus bersabar ketika mempunyai mimpi. Proses meraih mimpi itu tidak gampang dan butuh waktu. Bukan hanya sehari dua hari. Maka kekuatan mental dibutuhkan. Kalian sah-sah saja menulis list mimpi kalian , tapi saya sarankan kalian haruslah orang yang punya kesabaran luar biasa. Jika tingkat kesabaran kalian biasa-biasa saja maka, saya menyarankan kembali lebih baik list mimpi itu disimpan ditempat yan sulit kalian jangkau. Terserah mau disimpan dimana, mau dibakar juga boleh. Lah, hilang dong? Pokoknya biar kalian tidak melihatnya setiap hari. Tapi satu lagi saran hebat saya (*kalau yang ini baru sombong), "Sampaikan mimpimu pada Tuhan, biarkan ia yang mencatatnya. Kelak ia pula yang akan mencoretnya satu persatu" Saya memang bijaksana, prok...prok...prok #dijengkangin_kuda_nil. Intinya kalian jangan melupakan kekuasaan Tuhan dalam proses meraih mimpi. Karena Tuhan bisa mengubah sesuatu yang mungkin menjadi tidak mungkin, dan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. OK Sudah gitu aja. Saya lelah. Salam Kuper. Semoga bermanfaat.