Sabtu, 20 April 2019

Berbagi dan Berbahagialah

Source pic: sbachry2002.blogspot.com

Sahabat, pernahkah kalian merasa menyesal saat kalian tidak bisa menolong orang lain?
Pernahkah kalian merasa, kalian begitu egois karena mengabaikan permintaan tolong dari orang lain?
Kalian sebenarnya ingin menolong, namun kalian merasa sedang tidak berada dikondisi yang tepat untuk menolong karena kalian pun sedang membutuhkan. Lalu, kalian menyalahkan mereka yang datang meminta pertolongan. Mereka datang diwaktu yang tidak tepat. Coba saja jika mereka datang dilain waktu, akan berlainan ceritanya. Kalian pasti dengan tangan terbuka menerima kedatangan mereka dan menyanggupi permintaan tolongnya.
Begitukah? Coba kalian pikir lagi. Mereka tidak pernah tahu waktu datangnya musibah. Siapa yang mau mengundang musibah itu datang pada diri mereka sendiri. Semua tiba-tiba terjadi, lalu mereka merasa tidak mampu menghadapi sendiri akhirnya mereka datang kepadamu meminta pertolongan.
Setiap orang selalu mempunyai kesempatan untuk menolong orang lain, namun kebanyakan manusia sering lupa akan kesempatan itu. Mereka cenderung bersikap egois dengan hanya fokus pada diri mereka sendiri.
Uluran tangan sangat bermakna bagi mereka yang sedang membutuhkan. Kalian menjadi sangat berharga dimata mereka saat datang dengan membawa yang mereka harapkan.
Nabi Saw bersabda:
"Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya"
"Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang memberi, dan tangan di bawah adalah yang menerima"
 
Sejujurnya ketika kalian menolong seseorang, kalian sedang menjadi perantara Tuhan untuk mengabulkan do'a orang tersebut. Bayangkan, kalau begitu betapa mulianya kalian. Kalian adalah orang yang dipilih oleh Allah. Jadi, jangan menunggu seseorang menjemput pertolonganmu. Selagi sempat bagimu, kau bisa menolong kapan saja, di mana saja.
Sempat rasanya tersentak mendengar penuturan dari murid cantik saya.
Namanya Putri, dia gadis cilik nan imut dan ceria. Suatu ketika disela jam istirahat, dia mengajakku bercengkrama di teras depan kelas.
"Bu guru, bu guru hobinya apa?"
Seketika aku merespon pertanyaannya dengan jujur, berharap jawabanku ini bisa menginspirasi muridku itu untuk lebih giat belajar.
"Bu guru hobinya menulis, tetapi sebelum menulis bu guru banyak membaca buku-buku dulu". Jawabku dengan senyum bangga
Lalu dia merespon balik jawabanku
"Kalau aku hobinya menolong, kalau aku tidak bisa menolong itu rasanya sedih sekali" tuturnya penuh ekspresi
Sontak aku merasa tertampar. Aku malu akan penuturannya, aku malu akan diriku sendiri yang selama ini begitu menutup mata. Selama ini, kita para orang dewasa tidak menjadikan "menolong" sebagai prioritas. Kita cenderung menempatkan "menolong" sebagai pilihan saja. Kalau kita bisa, ya menolonglah. Namun kalau kita tidak sanggup, ya sudah. Tak perlu menjadi beban. Toh, itu bukan urusan kita. Itulah yang menjadi mindset kita selama ini. Niat hati ingin memberi inspirasi murid, justru saya yang terinspirasi dari murid tersebut.

Di era modern, "menolong" tak perlu menunggu kesempatan. Setiap waktu kamu bisa memberikan pertolongan jika kamu "memprioritaskan". Jika kita tak punya "kemudahan" untuk memberikan pertolongan, maka banyak wadah yang mampu menampung "pertolongan" anda.
Salah satunya DOMPET DHUAFA, dengan menyalurkan bantuan anda ke sana maka anda membantu mengentaskan kemiskinan dalam masyarakat. Dompet dhuafa menyediakan berbagai fitur pelayanan dalam menyumbangkan bantuan, di antaranya:
1. Kanal donasi online donasi.dompetdhuafa.org
2. Transfer bank
3. Counter
4. Care visit (meninjau langsung lokasi program)
5. Tanya jawab zakat
6. Edukasi Dakar
7. Laporan donasi
Kalian bisa memilih salah satu fitur layanan yang sesuai dengan kebutuhan anda. Jika anda orang sibuk, maka anda bisa memilih fitur yang pertama. Untuk info lebih lanjut, kalian bisa membuka situsnya di www.dompetdhuafa.org
Selamat Berbagi dan Berbahagialah Karena Berbagi!