Rabu, 24 Oktober 2018

Bukan NILAI tetapi ILMU dengan cara halal

Source pic : Quipper.com

Bicara tentang menuntut ilmu dalam sebuah pendidikan formal, tentu saja akan selalu berkaitan dengan “hasil”. “Hasil” ini tak bisa dipisahkan dengan yang namanya nilai. Seseorang akan dianggap berhasil apabila dia mendapatkan nilai yang baik. Sementara yang mendapat nilai buruk dianggap BELUM berhasil. Tak dapat dipungkiri, realita seperti inilah yang mayoritas terjadi dimasyarakat. Karena itu, kebanyakan pelajar hanya berorientasi pada nilai ketika menempuh pendidikan formal. Sebagian dari mereka melanggar norma demi mendapatkan nilai yang baik. Tentu kita semua sudah tahu bentuk pelanggaran tersebut.

Bohong, jika kita sekolah itu tidak mencari nilai (meski sebagian memang benar-benar ikhlas tak memikirkan nilai) sebab jika tidak mencari nilai maka saya rasa tak perlu capek - capek bersekolah. Belajar saja sendiri. Toh ilmu yang didapatkan mungkin justru lebih banyak dengan belajar sendiri. Logikanya, anda bersekolah tentunya butuh ijazah kan? Bagaimana ijazah didapatkan tanpa memperoleh nilai yang baik? jika anda tidak berorientasi pada nilai tentu anda ikhlas jika anda lulus dari sebuah lembaga formal tapi tidak mendapat ijazah. Tentu saja kita tidak mau hal seperti itu, kita akan merasa dirugikan bukan? Mungkin itulah yang menjadi pikiranku selama beberapa tahun ini. Nilai itu penting. Bahkan mungkin sudah menjadi kebutuhan. Tapi menurut saya, bukan karena kita berorientasi pada nilai lalu kita menghalalkan segala cara untuk memperoleh nilai yang baik. Itu benar-benar kekanakan dan berpikiran sempit. Kebanyakan yang terjadi dimasyarakat adalah hal kekanak-kanakan seperti itu. Karena orientasinya selalu pada nilai lalu mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang baik seperti yang sering kita lihat adalah budaya mencontek. Tapi ingat, budaya mencontek tidak akan terjadi tanpa adanya kesediaan dari yang memberikan contekan. Jadi, jangan melakukan hal yang lebih kekanak-kanakan dengan memberikan kesediaanmu untuk dicontek. Mungkin sedikit terdengar pelit, tapi ini cara mendidik kejujuran. Jahat jika kau memberikan contekan kepada teman, karena itu artinya kalian membiarkan mereka terperangkap dalam kebodohan

Pemikiran dan prinsip seperti itu terus melingkupi otakku sampai akhirnya, salah seorang dosenku memberikan nasehatnya. “Kuliah itu jangan mencari nilai, tapi carilah ilmu dengan halal dengan sendirinya nilai yang bagus akan mengikuti”. Mungkin tidak jauh berbeda dengan prinsip yang selama ini aku pegang. Tapi ada satu kata disitu yang membuka pikiranku bahwa kepatuhan pada sang kuasa itu akan selalu melahirkan kebaikan.

“Halal” dalam kalimat itu mencakup banyak hal. Patuh pada aturan sekolah. Patuh pada perintah guru. Dilarang mencontek. Dilarang durhaka pada guru, dan banyak lagi lainnya. Menurut beliau, jika kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan dalam menuntut ilmu seperti mencontek atau datang terlambat berarti kita menuntut ilmu dengan cara yang tidak halal. Maka implikasinya nilai yang kita dapatkan itu bisa saja tidak halal, jika nilainya saja tidak halal berarti ijazahnya tidak halal. Jika ijazah itu digunakan untuk bekerja bagaimana jika uang hasil kita bekerja itu juga tidak halal. Dari itu saya berpikir, ternyata memang sangat penting kita itu berbuat lurus (sesuai aturan agama). Dari perbuatan yang mungkin terlihat sepele saja implikasinya bisa seluas itu.

Beliau menambahkan, bahwa dalam mencari ilmu hal yang terpenting adalah laksanakan aturan dengan kepatuhan. Itu salah satu cara dalam menuntut ilmu dengan cara yang halal. Bayangkan jika kita melakukan hal-hal tersebut, seperti datang tepat waktu. Mengerjakan tugas yang telah diberikan. Sopan pada guru. selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tanpa menyontek. Jika hal-hal seperti itu kita lakukan, maka nilai yang baik dengan sendirinya akan kita dapatkan. 
Nasehat dari dosen itu membuka pemikiran saya. Mungkin prinsipku benar, tapi aku tak pernah berpikir sejauh itu. Bahwa menaati aturan, tidak menyontek adalah bagian dari ibadah kita untuk mencari kehalalan sehingga kita memperoleh ridho Allah. Jika ridho Allah sudah kita dapatkan maka, insya Allah jalan yang kita tempuh akan lancar. Lalu akupun mengaitkan itu dengan sebuah kisah dari guru ku ketika kelas 3 SMA. Beliau bercerita bahwa beliau mempunyai anak didik yang saat itu dibilang cukup sukses. Beliau menceritakan rahasia dibalik kesuksesannya. Bahwa dulu ketika bersekolah dia tergolong anak yang biasa-biasa saja, tidak pandai juga tidak bodoh. Akan tetapi dia adalah anak yang selalu menaati aturan sekolah. Tak pernah sekalipun ia melanggarnya. Apa yang diperintahkan oleh guru dia selalu lakukan. Dan dia punya rasa ketawadhuan (rendah hati) yang besar terhadap guru. Sekarang setelah dia terjun ke masyarakat dan dunia kerja, dia bisa dibilang cukup sukses dibanding teman-temannya. Jalan hidupnya selalu dilancarkan oleh Tuhan. Hidupnya mapan dan diberkahi kebahagiaan. Itulah salah satu bukti keajaiban mencari ilmu dengan cara yang halal. Mari, mulailah dari sekarang ubah mindset kita. Sekolah JANGAN mencari NILAI, tetapi sekolah mencari ILMU dengan HALAL!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar