Source pic : Quipper.com
Bicara tentang menuntut ilmu dalam sebuah
pendidikan formal, tentu saja akan selalu berkaitan dengan “hasil”. “Hasil” ini
tak bisa dipisahkan dengan yang namanya nilai. Seseorang akan dianggap berhasil
apabila dia mendapatkan nilai yang baik. Sementara yang mendapat nilai buruk
dianggap BELUM berhasil. Tak dapat dipungkiri, realita seperti inilah yang
mayoritas terjadi dimasyarakat. Karena itu, kebanyakan pelajar hanya
berorientasi pada nilai ketika menempuh pendidikan formal. Sebagian dari mereka
melanggar norma demi mendapatkan nilai yang baik. Tentu kita semua sudah tahu
bentuk pelanggaran tersebut.
Bohong, jika kita sekolah itu tidak mencari nilai
(meski sebagian memang benar-benar ikhlas tak memikirkan nilai) sebab jika
tidak mencari nilai maka saya rasa tak perlu capek - capek bersekolah. Belajar
saja sendiri. Toh ilmu yang didapatkan mungkin justru lebih banyak dengan
belajar sendiri. Logikanya, anda bersekolah tentunya butuh ijazah kan?
Bagaimana ijazah didapatkan tanpa memperoleh nilai yang baik? jika anda tidak
berorientasi pada nilai tentu anda ikhlas jika anda lulus dari sebuah lembaga
formal tapi tidak mendapat ijazah. Tentu saja kita tidak mau hal seperti itu,
kita akan merasa dirugikan bukan? Mungkin itulah yang menjadi pikiranku selama
beberapa tahun ini. Nilai itu penting. Bahkan mungkin sudah menjadi kebutuhan.
Tapi menurut saya, bukan karena kita berorientasi pada nilai lalu kita
menghalalkan segala cara untuk memperoleh nilai yang baik. Itu benar-benar
kekanakan dan berpikiran sempit. Kebanyakan yang terjadi dimasyarakat adalah
hal kekanak-kanakan seperti itu. Karena orientasinya selalu pada nilai lalu
mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang baik seperti yang
sering kita lihat adalah budaya mencontek. Tapi ingat, budaya mencontek tidak
akan terjadi tanpa adanya kesediaan dari yang memberikan contekan. Jadi, jangan
melakukan hal yang lebih kekanak-kanakan dengan memberikan kesediaanmu untuk
dicontek. Mungkin sedikit terdengar pelit, tapi ini cara mendidik kejujuran.
Jahat jika kau memberikan contekan kepada teman, karena itu artinya kalian
membiarkan mereka terperangkap dalam kebodohan
Pemikiran dan prinsip seperti itu terus
melingkupi otakku sampai akhirnya, salah seorang dosenku memberikan nasehatnya.
“Kuliah itu jangan mencari nilai, tapi carilah ilmu dengan halal dengan
sendirinya nilai yang bagus akan mengikuti”. Mungkin tidak jauh berbeda
dengan prinsip yang selama ini aku pegang. Tapi ada satu kata disitu yang
membuka pikiranku bahwa kepatuhan pada sang kuasa itu akan selalu melahirkan
kebaikan.
“Halal” dalam kalimat itu mencakup banyak
hal. Patuh pada aturan sekolah. Patuh pada perintah guru. Dilarang mencontek.
Dilarang durhaka pada guru, dan banyak lagi lainnya. Menurut beliau, jika kita
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan dalam menuntut ilmu seperti
mencontek atau datang terlambat berarti kita menuntut ilmu dengan cara yang tidak
halal. Maka implikasinya nilai yang kita dapatkan itu bisa saja tidak halal,
jika nilainya saja tidak halal berarti ijazahnya tidak halal. Jika ijazah itu
digunakan untuk bekerja bagaimana jika uang hasil kita bekerja itu juga tidak
halal. Dari itu saya berpikir, ternyata memang sangat penting kita itu berbuat
lurus (sesuai aturan agama). Dari perbuatan yang mungkin terlihat sepele saja
implikasinya bisa seluas itu.
Beliau menambahkan, bahwa dalam mencari ilmu hal
yang terpenting adalah laksanakan aturan dengan kepatuhan. Itu salah satu cara
dalam menuntut ilmu dengan cara yang halal. Bayangkan jika kita melakukan
hal-hal tersebut, seperti datang tepat waktu. Mengerjakan tugas yang telah
diberikan. Sopan pada guru. selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tanpa
menyontek. Jika hal-hal seperti itu kita lakukan, maka nilai yang baik dengan
sendirinya akan kita dapatkan.
Nasehat dari dosen itu membuka pemikiran saya. Mungkin
prinsipku benar, tapi aku tak pernah berpikir sejauh itu. Bahwa menaati aturan,
tidak menyontek adalah bagian dari ibadah kita untuk mencari kehalalan sehingga
kita memperoleh ridho Allah. Jika ridho Allah sudah kita dapatkan maka, insya
Allah jalan yang kita tempuh akan lancar. Lalu akupun mengaitkan itu dengan
sebuah kisah dari guru ku ketika kelas 3 SMA. Beliau bercerita bahwa beliau
mempunyai anak didik yang saat itu dibilang cukup sukses. Beliau menceritakan
rahasia dibalik kesuksesannya. Bahwa dulu ketika bersekolah dia tergolong anak
yang biasa-biasa saja, tidak pandai juga tidak bodoh. Akan tetapi dia adalah
anak yang selalu menaati aturan sekolah. Tak pernah sekalipun ia melanggarnya.
Apa yang diperintahkan oleh guru dia selalu lakukan. Dan dia punya rasa
ketawadhuan (rendah hati) yang besar terhadap guru. Sekarang setelah dia terjun
ke masyarakat dan dunia kerja, dia bisa dibilang cukup sukses dibanding
teman-temannya. Jalan hidupnya selalu dilancarkan oleh Tuhan. Hidupnya mapan
dan diberkahi kebahagiaan. Itulah salah satu bukti keajaiban mencari ilmu
dengan cara yang halal. Mari, mulailah dari sekarang ubah mindset kita.
Sekolah JANGAN mencari NILAI, tetapi sekolah mencari ILMU dengan HALAL!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar