Jumat, 01 Februari 2019

How to Know A Toxic Friend


Saat ini sedang booming istilah "toxic friend". Bagiku mengartikan istilah tersebut dengan makna "teman yang beracun layaknya toksin". Toksin ini sifatnya seperti racun, tapi kalau racun itu dari luar tubuh kita sedangkan toksin ada di dalam tubuh kita. Racun tentu saja efeknya bisa kau hindari jika kau tidak mengonsumsinya. Sedangkan toksin bisa merusak tubuhmu tanpa kau sadari.
Adapun istilah toxic friend sendiri ibarat seperti di atas, teman yang tanpa kau sadari lama lama dia akan merusakmu. Memang sangat betul sekali jika ada penelitian mengatakan kalau kegemukan itu menular pada teman sepergaulan. Artinya jika temanmu gemuk maka kemungkinan besar kamu juga akan gemuk. Itu dari segi fisik, dari segi karakter pun akan demikian. Apalagi jika karakter negatif akan lebih cepat mempengaruhimu. Maka berhati hatilah dalam memilih teman. Sebelum kau memutuskan untuk berteman lebih dekat, pasanglah indikator terlebih dahulu untuk menjadi kriteria teman baikmu.
1. Pilih teman yang senang membicarakan cita - cita, dan rencana ke depan menuju kesuksesan
Orang yang mempunyai planning ke depan yang bagus dan positif biasanya orang yang tertib, disiplin, optimis dan pantang menyerah. Dengan energi positifnya ini kamu secara tidak sadar bisa merasakan pancarannya. Secara perlahan kamu akan menjadi bersemangat juga seperti dia. Teman seperti ini akan membawamu pada jalan kesuksesan.
2. Jangan memilih teman yang suka membicarakan aib orang lain
Seperti pada artikel yang pernah saya buat sebelumnya (bisa dicek di sini), teman yang suka membicarakan aib orang lain di depanmu maka di belakangmu kau akan menjadi sasarannya juga. Teman seperti itu tidak pernah tulus dalam berteman. Bagi mereka hidup adalah tentang mereka sendiri. Entah di dalam dirinya sudah muncul rasa dengki atau bagaimana sehingga dia selalu berusaha menjatuhkan orang lain. Ketika orang lain sukses dia merasa iri, ketika orang lebih tinggi darinya ia berusaha untuk menjatuhkannya.
3. Pilih teman yang bisa menjadi pendengar yang baik
Beberapa orang terlalu egois dengan selalu memonopoli pembicaraan. Mereka hanya ingin ide mereka tersampaikan tanpa meminta pendapat orang lain. Mereka hanya ingin didengar tanpa perlu mendengarkan orang lain. Orang - orang seperti ini cenderung tidak memuaskan ketika diajak berteman. Inti dari pertemanan adalah ada setiap saat. Disaat senang tentu bisa kalian nikmati bersama. Adapun disaat susah bagaimana? Disaat seperti ini tentu kalian membutuhkan seseorang yang bisa mendengarkan keluh kesah kalian dengan baik. Kadang seseorang tidak membutuhkan solusi ketika menceritakan masalahnya. Mereka hanya ingin didengar. Orang yang suka memonopoli pembicaraan cenderung akan memutuskan isi curahanmu dan kemudian menasehati kamu dengan pemikiran dia. Padahal hati yang sedang gundah pasti sangat malas mendengarkan ocehan nasehat macam itu. Mereka hanya ingin didengarkan dan ditemani saja. Bahwa mereka tidak sendirian menghadapi masalah itu tapi ada teman yang siap membantu.
Itulah sedikit ulasan yang bisa saya simpulkan dari mengamati realita kehidupan di sekitar saya. Mungkin tidak semua indikator itu tepat, tapi paling tidak orang - orang yang seperti saya sebutkan diindikator itu memanglah bermanfaat untuk pertemanan. Kecuali indikator nomor 2, mereka harus dijauhi.

1 komentar: