Jumat, 01 Februari 2019

Hidup Itu Memang Dibawa Santai Saja, Tapi Jangan Terlalu Santai

 Source Pic: twitter.com
"Urip kuwi yo digowe santae wae, ning yo ojo kesantaenen. Janu janu anggone kowe urip olehe mung santae otok?"
Pernyataan ini adalah bahasa Jawa yang saya buat dengan melihat realita kehidupan yang ada. Kalimat tersebut berarti "hidup itu memang dibawa santai, tapi jangan terlalu santai juga. Jangan jangan hidup kamu hanya mendapatkan "santai" saja".
Di dalam masyarakat kita terutama orang dewasa banyak sekali kita jumpai orang - orang yang merupakan penganut setia prinsip ini. Sayangnya idealisme mereka yang kuat ini tak diimbangi dengan kebijaksanaan mereka dalam mengaplikasikan prinsipnya di kehidupan. Mereka tak cukup tahu, kapan saat yang tepat untuk menerapkan prinsip "dibawa santai saja", dan kapan saat yang tepat untuk "work hard".
Miris memang. Apalagi hal ini sering saya jumpai dalam hal tanggung jawab. Hey bung, tanggung jawab mana bisa kalian anggap remeh dengan mengatakan "dibawa santai saja". Saya pikir itu hanya alibi mereka untuk lari dari tanggungjawab.
Realita nyata ini ya, ketika saya kuliah dulu, para mahasiswa juga pasti pernah merasakan. Ketika mendapat tugas makalah kelompok dan mendapatkan materi yang cukup berat, salah satu anggota kelompok mengatakan "dibawa santai saja, pasti kelar kok". Batin saya, "eh busyet ini anak, dibawa santai mana kelar bang". Besoknya pas kita sekelompok janjian buat mencari materi, eh nggak nongol tuh batang hidungnya. Beberapa hari kemudian pas kita mau menyusun makalahnya, dia juga nongol lagi. Dia masih hidup apa kagak si? Giliran pas makalah sudah jadi tinggal pembagian materi buat presentasi, eh dia nongol sambil pasang muka polos. "Sorry ya kemarin - kemarin gue sibuk, apa lagi yang masih kurang gue bantuin deh". Serius, pengen gue tabok tuh anak. Pantes dia bilang, "dibawa santai saja pasti kelar kok". Iya, lo santai - santai, kita yang kelarin makalah.
Di mana kesadaran dia sebagai mahasiswa? Apa dengan santai seperti itu dia bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Jangan - jangan selama dia kuliah cuma dapat gelar saja tanpa ada ilmu yang diserap.
Saya tunjukkan fakta lagi. Hal ini juga terjadi dilingkungan kerja. Memang dalam lingkungan kerja tak semua karyawan mempunyai etos kerja yang bagus. Ada yang sadar akan tanggungjawabnya, ada yang asal - asalan melakukan tanggungjawabnya dan ada yang tidak bertanggungjawab. Tipe yang kedua dan terakhir ini yang bikin gemes. Woy sadar gak si, kamu itu digaji lho. Tapi kok yang masih suka seenaknya dalam melakukan tanggungjawab. Makan gaji buta itu. Hati - hati jangan - jangan gajinya gak berkah.
Suka gemes aja sama yang kayak gini. Harusnya masuk jam kerja masih ngrumpi aja. Woy, kalau mau ngrumpi mending jangan kerja. Tuh, nongki cantik dicafe. Giliran pas atasan sidak, eh dengan sifat bunglonnya sok jadi karyawan teladan. Padahal biasanya, sudah berapa jam kerja yang dia korupsi.
Apa yang ia dapat dari sistem kerja yang asal - asalan sesuka dia itu? Berangkat telat, kalau ada kesempatan mending tinggal ngrumpi, kalau ada tugas tambahan jadi alasan buat jalan - jalan. Suka prihatin. Dia kerja tapi yang didapat hanya gaji, pun aku gak yakin itu gajinya berkah jadi cukup atau tidak buat hidupnya entahlah. Harusnya ketika memasuki dunia kerja itu yang dicari jangan hanya gaji, tapi juga peningkatan kualitas diri. Disiplin, tertib, dewasa dalam menyikapi masalah, open minded dan yang sejak tadi kita bicarakan sadar akan tanggungjawab.
Pekerjaan adalah sebuah tanggungjawab. Tidak bisa kita meremehkannya dengan dibuat santai saja. Kalau ingin santai jangan kerja, tidur di rumah sana.
Lalu kapan seharusnya kamu menerapkan prinsip "dibawa santai saja"? Jawabannya bukan dalam hal tanggungjawab. Tetapi lebih pada sesuatu yang "mengancam positifitas hidupmu". Misalnya merespon orang yang tidak suka pada kita, baik itu nyinyirannya atau sikapnya. Mereka berulang kali berkata buruk untuk menjatuhkanmu, santai saja. Mereka selalu fokus melihat kita, itu artinya kita berada di tempat yang lebih tinggi dari mereka.
Semoga postingan ini bermanfaat dan membuka kesadaran kalian yang masih belum sadar akan tugas dan tanggungjawabnya.

1 komentar: