Jumat, 18 Januari 2019

Antara DIAM ITU EMAS atau BICARA ITU MUTIARA

Pernah dengar kata - kata mutiara DIAM ITU EMAS kan? Pasti pernah. Karena kata kata mutiara ini berkaitan erat dengan hadits Nabi yang intinya berbunyi demikian, "Berbicaralah yang baik atau diam". Nah, dari hadits ini maka mengerucutlah kata  mutiara Diam itu emas atau dalam bahasa Inggris, "Silence is golden".
Namun belakangan kata mutiara ini mendapatkan "sanggahan" dengan munculnya kata mutiara lain yaitu, "Bicara itu mutiara". Dan beberapa orang yang hobinya ngomong, menggunakan dalil ini untuk membenarkan karakternya.
Menurut saya pribadi dalam segala hal, kita jangan asal mengambil "dalil" kemudian menjadi itu sebagai prinsip yang kita pegang teguh. Lihat konteks dan latar belakangnya kenapa muncul "dalil" demikian. Btw, yang "Bicara itu mutiara" itu bukan dalil ya. Itu hanya bentuk sanggahan dari orang orang kritis.
Dalam konteks kata mutiara "Diam itu emas", Nabi Muhammad tidak serta merta menyuruh pengikutnya untuk lebih baik diam. Tetapi beliau terlebih dahulu mengatakan, berbicaralah yang baik. Nah, artinya berbicara yang baik itu justru lebih diutamakan oleh Nabi Muhammad. Baru kemudian beliau berkata, "atau diam". Ini menunjukkan bahwa diam adalah opsi kedua, yang dilakukan jika opsi pertama tidak bisa kita jalankan.
Tentu berbicara yang baik itu lebih diutamakan karena dengan perkataan yang baik akan memberikan efek - efek psikologis yang luar biasa. Misalnya menasehati anak untuk melakukan kebaikan, memuji murid karena menyelesaikan tugasnya dengan baik. Maka dalam konteks seperti ini berbicara adalah mutiara.
Sayangnya, lisan adalah hal yang paling sulit kita jaga. Banyak orang yang celaka karena tidak bisa menjaga lisannya. Banyak orang yang ketika berbicara bukan kata - kata baik yang ia keluarkan, justru hujatan, hasutan bahkan kadang fitnah. Berbicara yang baik bukanlah hal mudah, sebab tidak ada yang bisa mengontrol lisan ketika sudah berbicara kecuali iman kepada Allah. Untuk menghindari terpelesetnya diri ke lubang dosa, orang beriman biasanya memilih berdiam diri. Karena itulah nabi Muhammad memberikan opsi kedua yaitu diam. Karena opsi pertama adalah hal yang kemungkinan ummatnya kesulitan untuk melakukan.
Perihal "diam itu emas" pun perlu dilihat lagi dalam pengaplikasiannya. Ketika kamu berada dalam sebuah forum, dan terjadi diskusi yang mengharuskan peserta yang hadir untuk berpendapat maka kemukakanlah pendapatmu. Siapa tahu pendapatmu bisa menyelesaikan masalah bersama. Kalau misal pendapatmu tidak dipakaipun ya tak masalah.
Intinya pengaplikasian kata mutiara "diam itu emas" dan "berbicara itu mutiara" harus dilihat lagi situasi dan kondisinya. Jangan salah menerapkan. Pada hal - hal semacam ghibah kalian menggunakan "berbicara itu mutiara", sedangkan pada sebuah diskusi kalian menggunakan "diam itu emas". Itu salah kaprah. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

1 komentar: